Minggu, 16 Februari 2020

About Dream: Meat Eater

Siang itu mendung. Masih ada jejak gerimis di genangan air di jalan raya. Saat ini aku sedang pulang naik bis.

Isi bis antar kota ini (yang berukuran besar) tak terlalu banyak penumpang. Ada salah satu penumpang, seorang Bapak berumur 30an akhir menghampiriku. Ia meminta tolong padaku sambil menggendong anak bayi dipelukannya. Bayi itu berselimut tebal dan tak bisa kulihat dengan jelas wajah bayinya.

Si Bapak minta tolong dipinjamkan baju untuk menyelimuti bayinya (yang ntah, menurutku si bayi sudah cukup hangat tanpa perlu diberikan baju lagi untuk menutupi tubuh mungilnya). Tak ku hiraukan, Bapak itu kian mendesak meminta. Aku yang kesal dengan sikap memaksanya pun menolak. Bapak itu berlalu meninggalkanku dengan wajah marah dan menggerutu.

Lalu ia pun meminta (masih dengan nada memaksa) ke penumpang lain, agar bersedia meminjamkan baju, jaket, atau selimut untuk bayinya. Sama denganku, penumpang lain pun tidak memberikannya -karena merasa risih dengan permintaan yang memaksa itu.

Tak kenal lelah, Bapak itu melangkahkan kaki hingga ke baris jok depan (masih dengan memaksa dan meminta). Ternyata ada yang mengabulkan permintaan Bapak itu dengan terpaksa. Daripada mengusik kedamaian seisi bus, lebih baik diberikan saja kain selendang tebal miliknya itu ke Bapak.

Bapak senang bukan main, tanpa mengucapkan terima kasih ia dengan segera mengambil kain penumpang itu. Sambil menyeringai, ia membebatkan kain itu ke bayinya. 

Namun secara tiba-tiba, tubuh penumpang yang memberikan kain ke Bapak menjadi kering seperti tengkorak dengan kulit manusia. Ia bagai kehabisan darah. Ditubuhnya tak ada lagi cairan darah. 

Sontak penumpang bis pun langsung riuh. Bertanya-tanya ada apa sebenarnya. Tak masuk akal memang...

Setelah diam-diam aku perhatikan gerak-gerik Bapak dan bayinya, ternyata kain itu hanyalah tipu si Bapak. Kain tersebut bagai medium penghisap darah untuk makanan si bayi, agar bayinya bisa bertahan dan hidup.

Penumpang pun kian panik, setelah tau tipu muslihat dan kekejian Bapak. Beberapa ada yang turun dari bis ketakutan, beberapa ada yang acuh tak acuh tetap berada di bis. 

Setelah riuh mereda, Bapak kembali lagi ke saya. Minta coat panjang saya. Saya pun kaget dan panik. Tidak berpikir jernih dan takut, saya pun minta turun oleh supir bis.

Namun apesnya, ternyata ada teman si Bapak yang menjegal saya di pintu bis belakang (pintu tempat saya ingin turun bis).

Saya sudah memantapkan pikiran, apapun yang terjadi saya harus turun dari bis ini. Saya tak boleh mati, agar si bayi itu tetap hidup.

Lalu saat bus perlahan ingin berhenti, saya berhasil menerobos lari ke pintu belakang. Saya pun turun dari bis dengan selamat!

#

Disinilah saya di sebuah tempat sepi dan jalan raya lenggang. Di sisi kanan jalan raya hanya ada rimbunan pepohonan menuju hutan.

Di kiri jalan raya tempat saya berdiri hanya ada bangunan mini market. Sisanya hanya pembatas jalan. Sementara jalan didepan kian menanjak ke atas ntah menuju kemana.

Angin dingin sehabis hujan berhembus. Akupun mengatupkan gigi menahan hawa dingin. Dan tersadar, aku lupa membawa tasku yang ternyata tertinggal di bangku bis. Aku hanya menyandang goodie bag merah yang berisi berbagai macam makanan ringan.

Lagi, dengan panik saya mencari dompet saya, meraup ke dalam goodie bag paling bawah.. berucap syukur, akhirnya ketemu!

Aku tak bisa bertahan di tempat asing ini dengan hanya mengandalkan makanan ringan dari goodie bag. Aku butuh uang untuk melanjutkan perjalanan menggunakan transportasi lain yang lebih aman dan berharap tidak bertemu dengan Bapak dan bayi aneh itu lagi.

Lalu dengan tergesa aku pun berlari dan berlari -khawatir Bapak dan bayi aneh itu akan mengikutiku. Aku berlari ke jalan raya turunan. Melewati pemuda-pemuda pangkalan ojek yang melihatku dengan terheran-heran berlari di jalan raya sepi ini.

Sampai tibalah aku dengan nafas tersengal-sengal di gapura gerbang utama. Ada seorang Bapak kurus dan berambut gondrong penjaga gerbang utama ini. Ia bertanya padaku, aku mau kemana.

Karena aku masih takut dan panik, aku tak berpikir rasional, mungkin saja Bapak itu adalah teman Bapak dan bayi aneh tadi. Mereka berkomplot dan melakukan tipu muslihat berikutnya untuk menagkapku dan dipersembahkan untuk bayi penghisap darah. Tak menjawab aku kembali berlari.

Ternyata selepas gerbang utama, hujan gerimis telah turun. Beberapa orang berjalan cepat dengan payungnya. Langit diatas kian kelam. Sinar matahari tak tampak sama sekali.

Bercampur keringat, air hujan dan rasa cemas yang amat sangat, aku memberanikan diri untuk menengok ke belakang. Mengecek apakah Bapak dan Bayi aneh itu mengejarku..

Dan benar saja!

Dengan tergopoh-gopoh Bapak dan bayi itu tampak di belakang. Bayang mereka kian tampak jelas di kejauhan. 

Aku harus lari! Tekadku kian memuncak.

#

Tibalah aku di jalan raya sibuk, selepas gapura gerbang utama. Aku akan mencari taksi untuk transportasiku menuju rumah. Berkali-kali aku memhentikan taksi, berkali-kali pula taksi menolak. Semua taksi telah berpenumpang.

Dengan tekad menyelamatkan diri, aku mengambil resiko. Aku berlari berhambur ke arah taksi dan mobil-mobil yang sedang berjalan di jalan raya besar ini. Bunyi klakson kencang bersahutan.

Alhirnya aku menjatuhkan diri ke sebuah taksi kosong, namun taksi itu menolak ingin membawaku dan menghindar melaju pergi dariku. Sementara dibelakang, jarak Bapak dan Bayi aneh yang mengejarku kian mendekat!

Aku pun makin panik, menjerit minta tolong kepada mobil-mobil dan taksi yang tak juga memberikanku pertolongan.

Secara mendadak dari arah belakang di jalan raya ini, sebuah mobil sedan putih berukuran kecil berhenti di depanku. Bapak pemilik mobil melihatku dan berkata, "ayo masuk!"

Akhirnya pertolongan datang! Bapak itu mempersilahkan aku masuk ke dalam mobilnya.

Aku membuka pintu belakang di jok penumpang mobil putih ini. Namun ternyata sudah berpenumpang. Ada seorang anak perempuan kecil duduk dalam diam, disebelahnya ada anak laki-laki tidur dipangkuan anak kecil perempuan itu.

Anak kecil perempuan tak memberikan ruang untuk aku duduk, namun aku memaksa masuk dan duduk di sebelah anak perempuan itu (pokoknya aku harus selamat!). Anehnya anak perempuan itu tak peduli dengan kehadiranku, ia tak berkutik menggeser tubuhnya sedikitpun atau menyambut kedatanganku. Tatapannya kosong melihat ke depan. 

Sementara di kursi penumpang depan, ada seorang Ibu berambut sebahu, dia khawatir terhadapku menanyakan apa aku baik-baik saja, dan aku menjawab baik-baik saja ke Ibu itu dan menoleh ke Bapak yang menyelamatkanku (bertubuh gempal dan rambut sebahu tipis bergelombang, ada sisa kebotakan di jidat depannya) sambil berucap terima kasih karena sudah mau menampungku.

Dan anehnya, di sela kursi depan antara Bapak dan Ibu, ada seorang anak remaja laki-laki dan perempuan. Mereka berdua duduk membisu sama seperti dua anak kecil disebelahku. Mereka diam tak bersuara dan tak bergerak. Yang bergerak hanya beberapa helai rambut remaja perempuan di depan yang tertiup angin dari AC mobil.

Bapak itu pun terus berkendara, jauh melintas ke jalan asing yang tak ku kenal. Sesekali ia mengecek kaca spion melihat ke belakang. Ternyata Bapak dan Bayi aneh itu masih mengikuti aku! Tak jera, mereka malah menambah kekuatan berlari mengejarku, lari mereka semakin cepat.. dan cepat! Kecepatannya sama seperti kecepatan mobil ini.

Sang Ibu cemas, Bapak gugup.
Terlintas ide dari Ibu, "Pak, lebih baik dibelokkan saja ke tempat gang itu" Bapak pun menurut.

Tanpa tau aku akan dibawa kemana dan aku belum bilang tujuan aku kemana (karena aku ingin terbebas dari Bapak dan Bayi aneh itu terlebih dahulu baru memberi tahu tujuanku kemana), aku menurut saja dibawa ntah ke tujuan dimana. Aku tak bertanya dan hanya setuju-setuju saja.

Saat bapak itu membelokkan mobil, masuk ke gang sempit seukuran mobil, dan belok ke kiri, ternyata gang ini adalah halaman belakang rumah seseorang. Ahh mungkin Bapak ini ingin berkamuflase sebentar, dengan memarkirkan mobilnya disini, agar seolah-olah mobil ini seperti mobil pemilik rumah ini.

Lalu kemudian Bapak pun mematikan mesin. Tapi ternyata bayang dikejauhan sudah terlihat, Bapak dan Bayi aneh masih terus mengejar dan menemukan tempat persembunyian ini!

Si Ibu & Bapak berkata, mau tak mau kita harus ambil tindakan untuk menyelamatkan diri, tanpa aku tau apa maknanya. Si Ibu yakin dan mengangguk setuju; "Cepat Pak, sebelum terlambat!"

Bapak bertubuh gempal mengeluarkan potongan-potongan senapan laras panjang berburu dari laci mobilnya. Dirakitnya dan terakhir di isinya peluru. Dengan gagah berani dan muka cemas Ibu, Bapak keluar dari mobil (di depan halaman rumah ini ada mobil yang sedang parkir di depan, sebuah mobil tua berkarat seperti mobil pengangkut makanan), lalu Bapak membuka pintu belakang mobil tua itu.

Dari arah belakang tampak Bapak dan Bayi aneh (yang ditetap digendongannya). Seketika itu juga...

DOOORRRRR!!

Bapak menembakkan peluru ke arah Bapak dan bayi aneh. Tubuh Bapak dan bayi aneh terlempar ke dalam mobil tua berkarat yang terbuka. Bapak bertubuh gempal mengikuti mereka, masuk ke dalam mobil itu, lalu mobil itu pun tertutup.

Saya melihatnya dalam panik dan cemas di dalam mobil di jok belakang. Kalut bukan main. Jantung berdentum kencang, bulir keringat lengket dengan baju. Perasaan takut makin menguasai. Bagaimana kalau Bapak bertubuh gempal malah di hisap darahnya oleh bayi aneh itu? Bagaimana kalau Bapak dan bayi aneh itu malah masih hidup?

Sementara seisi mobil sepi, dua pasang anak kecil dan dua pasang remaja masih duduk diam membisu. Ibu hanya sedikit cemas melihat ke mobil tua itu sama seperti saya. AC mobil kian dingin. Aku pun menggigil. Detak jarum jam melambat. Aku benci menunggu dalam ketakutan.

Tak berapa lama... mobil didepan terbuka lebar.

Pemandang di depan terlihat jelas. Kepala Bapak aneh sudah tak ada! Lilitan kain penutup bayi yang tak terlihat itu diam tak bernyawa. Isi mobil berkarat itu penuh cipratan darah segar. 

Lalu Bapak bertubuh gempal turun dengan gagah, dan berjalan ke arah mobil kami. Saya takjub (meskipun ada beberapa rasa aneh, kenapa kepala Bapak aneh itu kepalanya tak ada?).

Ketika Bapak membuka pintu mobil kami dan aku membanjirinya dengan ucapan terima kasih dan bertanya, "Kok bisa? Kenapa kepala Bapak dengan bayi aneh yang mengejar saya tak ada?"

Bapak itu membalikkan badannya ke arah kursi penumpang, sambil melihat saya dan memberikan kartu nama dia dengan tangannya yang terciprat jejak darah Bapak dengan bayi aneh tadi.

Seketika hawa seisi mobil menjadi dingin. Ibu, dua pasang anak kecil dan dua pasang remaja yang sejak tadi hanya diam saja berbalik ke arah saya menatap saya dengan tatapan tajam.

Bapak menyeringai ke arah saya, membuka mulutnya lebar-lebar. Pipi hingga dagunya robek, diperlihatkannya semua gigi-gigi taringnya yang berwarna kuning. Lidahnya memanjang. Terlihat sisa darah dan daging Bapak dengan bayi aneh di dalam mulut menyeramkan itu.

Aku terkejut, jantungku bagai berhenti berdetak. Aku terbanting dan terpojok ke kursi belakang, tak bisa berkutik. 

Aku menahan nafas. Memejam mata kuat-kuat.

Dan kartu nama Bapak itu pun jatuh lunglai dari tanganku, bertulis dengan tinta merah bata; "Meat Eater"





Catatan tentang About Dream - Meat Eater:

Siapapun itu, pasti udah pernah mengalami mimpi seram. Ntah memimpikan sosok yang berwujud monster, setan, atau makhluk seram lainnya.

Sama seperti yang aku mimpikan kali ini. Mulai dari sosok Bapak dengan bayinya yang seperti campuran antara sosok vampir penghisap darah dan bayi Voldemort (dari film Harry Potter) yang dimana sang bayi akan mencapai sosok tubuh orang dewasa sempurna saat ada yang mengorbankan bagian tubuh hidup mereka untuk (bayi) Voldemort.

Dan tentu saja highlightnya adalah keluarga penipu yang sama seperti zombie -memakan tubuh manusia. Tapi kali ini namanya berbeda, bukan zombie. Monster jenis baru yang ntah sudah ada dan pernah dipakai sebelumnya oleh orang lain, berwujud manusia namun ternyata monster pemakan daging. Mereka adalah Meat Eater.

Semoga aku bisa selamat dari Meat Eater walau keadaanku sudah terpojok di dalam mimpi itu.

-Dey

0 comments:

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
u3
opacarophile, librocubicularist
Lihat profil lengkapku