Selasa, 28 Januari 2020

#7

Sudah cangkir ketiga
Kopi itu masih kusesap
Tertinggal rasa pahit
Terkenang manis kemudian

Semakin ku kecap semakin teringat
Segumpal memori terpaksa harus diingat

Tentang kopi yang menunggu dalam diam
Tentang denting gerimis di jendela buram

Tentang detak jarum jam yang kian melambat
Tentang rasa yang kian menusuk

Kita masih sibuk dengan pikiran masing-masing

Minggu, 26 Januari 2020

#6

Sepucuk surat datang. Bersampul biru. 

Sederet tulisan miring bertinta merah memberontak. Bahasa asing yang tak kau mengerti.

Mengingatkanmu pada monolog bisu dini hari. Aku disini. Namun kau masih saja sibuk mencari-cari.

Sepintas semerbak wewangian daun basah itu menerobos masuk dari sela-sela tulisan. Membungkam angin malam.

Ahh, mungkin kau ingat, batinku.
Bagaimana mungkin kau bisa lupa saat masing-masing dari kita berjanji untuk tidak melupakannya?

Tengoklah.
Bacakanlah sajak terindah itu, Pujanggaku.. 
Agar Dia dan isi tulisan itu menuntunmu padaku.

Kamis, 23 Januari 2020

#5

dia disana. berdiri bimbang menghadapi hidup. tanpa pegangan..

dia disana. terpaku menatap langit malam yang semakin kelam..

dia disana. berdiri. terkelu. mematung. menunggu..

dia masih tetap disana.
hembusan nafas lelahnya terpaut oleh malam. terikat oleh langit.

tapi ia disana dan masih terus disana..
apa yang ia tunggu sebenarnya?

tak terjawab.

#
rewrite from July 2011

Minggu, 19 Januari 2020

#4

Pintu-pintu terbuka..

Kemarin,
Ku selami dalamnya lautan yang luas
Menggapai-gapai takjub coral cantik
Hanya ada aku menyelami biru hingga ku lelah

Tadi malam,
Ku lihat luasnya rerumputan hijau
Pepohonan teduh, pesawahan yang bertingkat-tingkat
Aku di ketinggian menyentuh awan dengan kastilku yang menjulang dan terpencil

Dan hari ini,
Ku lihat diriku yang lain ditembak mati oleh diriku yang lain
Aku berlari dari diriku
Aku bersembunyi dari diriku

Pintu-pintu terbuka..

Aku hanya ingin tersadar kembali
Aku ingin bangkit dari ilusi ini
Aku ingin keluar dari mimpi ini

Pintu-pintu terkunci.

Kamis, 16 Januari 2020

#3

"Melukis Senja di kala Fajar"
Begitu judul yang kau sematkan pada hari sabtu berpuisi kemarin. Tak ada yang curiga dari mana kau dapatkan rangkaian anggun kalimat itu. Tak ada satu pun.

Selasa, 14 Januari 2020

#1

Ada yg memanggil-manggil namamu.
Hingga ia menjerit-jerit mengisi kotak-kotak kosong tak bertuan itu.


About Me

Foto Saya
u3
opacarophile, librocubicularist
Lihat profil lengkapku