-Cerita tentang rumah-
Dulu pernah berusaha mencari-cari makna "rumah". Apa artinya rumah? Rumah itu apa?
Ibarat sesuatu yang nggak bisa dilihat dan disentuh, rumah identik dengan kata hangat dan aman. Memiliki bau khas yang amat dikenal sejak lahir. Bau yang membuat rindu dan nyaman. Semua aura positif selalu ada pada kata "rumah".
Namun, menurut makna literalnya, rumah ternyata hanya sebuah bangunan: tempat untuk tinggal. Tak lebih dari sebuah naungan tempat berteduh agar terhindar dari terik matahari dan derasnya hujan.
Pencarian lain yang dikutip dari kalimat pribahasa yang sudah kita kenal: "rumahku istanaku". Ternyata dapat diartikan, sebesar atau sekecil apapun bangunan dan bentuknya, rumah selalu menjadi istana bagi tiap penghuni di dalamnya.
Semakin seringnya melakukan pencarian tentang rumah, semakin merenggang pula ke akar penemuan pada kata "pulang". Pulang identik dengan rumah. Rumah selalu menjadi tempat pulang.
Memikirkan pulang saja, sudah membuat hati tenang.
Sangat menyenangkan rasanya, memikirkan tempat beristirahat melepas penat dan bertemu dengan penghuni lainnya yang juga ada di rumah -orang yang paling kita sayang.
Oh! Ternyata rumah bukan tentang bangunan dan pulang!
Rumah bisa jadi bukan tentang perasaan senang untuk pulang dan bertemu dengan orang yang ada di dalam bangunan tersebut!
Berkali-kali berusaha mencari bentuk dan bangunan yang pas untuk rumah, berkali-kali pula melakukan perjalanan jauh untuk memaknai makna pulang ke rumah..
Ternyata.. rumah itu sendiri adalah sosok.
Sosok yang membuat perburuan makna rumah menjadi rampung. Sosok yang selalu ada untukmu. Obat penghilang rasa sakitmu. Sumber kebahagiaanmu.
.. yang dimana kita akan melirik iri ketika seseorang sudah memiliki rumah sempurna bagi jiwanya.
#
Wherever you are is where i call home -Bruno Major