Oh, midnight sun... take me back. Take me to your warm arms. Oh, midnight sun... i want to feel you again.
*
Kiruna.
Tempat pelarian sempurna setelah penat dengan hiruk pikuk dunia. Memanjangkan langkah yang teramat jauh untuk meninggalkan kota yang bosan dengan penduduknya yang dua kali lipat lebih membosankan.
Ketika pantai bukan lagi menjadi daya tarik untuk menyepi... matanya telah lelah melihat biru.
Ia ingin pergi ke Kiruna. Tempat khayalannya yang tak seharusnya ada. Tempat seratus hari tanpa kegelapan malam. Ia hanya ingin melihat matahari menggantung sepanjang hari. Tanpa terdistraksi dengan warna jingga saat senja atau memerah saat terbit.
Ia bahkan bermimpi kesana. Di hari itu ia menikmati sang mentari tanpa melakukan apapun. Duduk-duduk di atas pegunungan yang tadi ia lelah daki. Esok harinya menikmati sang mentari sambil mencelupkan kakinya di danau yang memantulkan cermin sang mentari cantik itu. Lusa ia akan menikmati sang mentari saat berkendara seorang diri dengan mobil atap terbuka, rambut terurai, dress putih bunga matahari, dan sneakersnya. Masih ada sisa sembilan puluh tujuh hari lainnya menatap sang mentari tanpa diganggu oleh kekelaman malam.
Ia tak membenci gemintang ataupun bulan separuh yang membuatnya terlena. Ia hanya ingin merasakan sesuatu yang baru. Melihat yang baru dan mendapatkan kenangan indah yang baru... Agar kenangan yang lama bisa tergantikan oleh kenangan indah yang baru tersebut.
Kemudian ia menyampaikan niatnya pada dirinya yang lain. Ia ingin lebih dulu berdamai dengan dirinya yang lain, agar bisa lebih meresapi rasa suka cita saat berada di Kiruna tanpa harus ribut-ribut. Dan tentu saja dirinya yang lain menolak. Dirinya yang lain memaki kencang tentang tugas seabrek yang harus ia selesaikan lebih dulu, tugas yang mengular tak ada habisnya. Tentang ini itu. Tentang ego yang sakit dan tak mampu sembuh.
Ia bimbang. Haruskah ia menyampaikan niatnya pada yang lain? Pada orang lain yang lebih waras otaknya.
Melihat sekeliling. Hanya ada dia seorang dalam balutan kemeja lusuh putih yang warnanya telah memudar, berdiri di depan cermin setinggi badannya, memandang dirinya sendiri.
Aku ingin pergi ke Kiruna. Menyerap denyut kehidupan disana. Menghirup sari-sari cahaya mentarinya yang tak padam. Aku harus ke Kiruna!
Maka, mantaplah hatinya. Kali ini, biar ia sendiri yang memutuskan. Bukan dirinya yang lain! Dia yakin, seribu seratus triliyun keyakinan memenuhi rongga dadanya. Menekan hati dan otaknya. Semuanya sudah setuju!
Lalu, diambilnya kotak kecil kayu yang terletak di samping bawah cermin itu. Dibukanya perlahan. Ia tersenyum bahagia.
Ia tau... tak lama lagi ia akan ke Kiruna! Ia akan menghirup dalam-dalam nafas penuh kebebasan. Ia akan membuat kenangan baru dan menghapus kenangan lama. Kiruna... ia akan datang padaku. Tunggulah sebentar lagi, Kiruna!
◇
Aku melihat aku disana:
Ia menjejak di rerumputan. Tak hentinya menatap sang mentari. Melumat sinarnya, merasakan pelukan hangatnya yang selama ini ia dambakan. Lalu ia menari. Tarian persembahan untuk memulai kenangan baru. Merayakan hari tercapainya impian dan keinginannya. Berada di sebuah tempat mustahil hasil imajinasinya. Terpukau dan menggodanya. Ia terus menari dan menari...
◇
Epilog:
Sorot mata tajamnya memecah keheningan, menatap separuh dirinya yang lain. Tergeletak diam di depannya, detik demi detik mulai membeku. Ia tak cukup kuat untuk menghadapi kotornya dunia. Diri yang lemah. Diri yang mirip dengannya teronggok membatu tak berdaya disana.
Tak seperti dirinya, ia disini terlihat lebih kokoh, lebih kuat dan siap menakhlukkan siapapun, menghadang apapun dengan kekuatannya. Terlindungi dengan aman di dalam cermin. Menatap rendah dan menyungging senyum angkuh, ia mengucapkan salam perpisahan dengan dirinya yang lain dari dalam cermin.
◇◇
Kiruna: Kota di ujung utara Lapland Swedia, dengan luas wilayah 16,53 km².
Tempat dimana matahari bersinar 24 jam pada akhir May hingga pertengahan Juli.
Di Kiruna, midnight sun terlihat selama 47 hari dan penduduk disana biasa menyebutnya dengan '100 hari tanpa malam' karena malam yang sangat cerah pada periode sebelum dan sesudah midnight sun.
Sebuah tempat yang bagai negeri dongeng. Tak nyata dan mempesona.
![]() |
| Source: www.northswedentourism.se/en/ |

0 comments:
Posting Komentar