Selasa, 31 Maret 2015

Side Story: Cerita si Tanaman

Jadi gimana pertama kali ketemu sama dia?

Saya bahkan tidak dapat menceritakan detailnya bagaimana saya bertemu dengannya.

Bagaimana kita bertemu. Pertemuan pertama kita.

Saya tau, saya bukan pilihan untuk dia. Bahkan tidak pantas bagi saya untuk menyatakan bahwa saya masuk katagori pilihan. Karena memang pada akhirnya, tidak ada yang harus dipilih.

Ini kali keberapa untuk mengulang kejadian yang sama. Bertemu dengan orang yang salah? Ahh terlalu agresif untuk memberikan pernyataan tersebut. Mungkin bukan orangnya yang salah. Mungkin maksud dan tujuannya yang salah.

Seperti sebuah cerita yang biasa saya ceritakan dikala itu..

##

Tak ada yang bisa menanam sebuah perasaan pada seseorang dengan komitmen yang jelas.

Seperti menabur benih di botol kaca, yang sampai kapanpun dia tak akan pernah tumbuh dan berkembang dengan bebas. Cepat atau lambat tanaman tersebut akan mati. Dia hanya dapat memandang dari balik kaca, tentang dua kupu-kupu yang terbang bebas bersama-sama, tentang si kupu-kupu satu yang telah melupakan pertemuan-pertemuan untuk datang sebentar hinggap di kelopak tanaman tersebut.

Tak hanya sekali. Tapi beberapa kali.

Tadinya dia berfikir, ia akan mengubur kelopaknya sendiri untuk si kupu-kupu bersayap cerah itu. Lalu kemudian, datang kupu-kupu bersayap hijau seperti daun di tubuhnya, mungkin si kupu-kupu ini yang memang cocok untuknya, karena dia memiliki warna yang sama dengan daunnya. Kupu-kupu bersayap hijau menabur benih, dan tumbuh benih baru. Ketika tanaman tersebut hampir tumbuh melampaui tinggi botol kaca agar dapat terus bersama dengan kupu-kupu bersayap hijau, kemudian dia menyadari, ada bayang kupu-kupu bersayap hijau lain di balik kupu-kupu bersayap hijau yang dikenalnya. Benar saja, dengan waktu yang tepat, berakhirlah semua kenangan dengan kupu-kupu bersayap hijau tersebut, sama seperti kupu-kupu bersayap cerah yang dulu juga pernah datang kepadanya.

Melihat mereka pergi dengan irama kepakan sayap bersama pendampingnya adalah suatu hal yang menyenangkan dilihat. Dua lebih baik daripada satu. Dua lebih berwarna dan berirama ketika disatukan.

Sementara tanaman kembali lagi menggugurkan satu demi satu kelopak, dedaunan dan ranting yang hampir tumbuh untuk menghirup suatu yang bebas diluar sana. Namun, hingga kini si tanaman memilih untuk tetap tinggal di sini, di botol kaca ini.

Banyak kupu-kupu yang datang, melongok kebawah. Memperhatikan ke dalam botol kaca gelap yang tak tersentuh. Berulang kali kupu-kupu lain menebar benih, tapi tumbuh kembangnya tak sampai separuh tinggi botol kaca tersebut.

Diam-diam si tanaman bergumam di pagi hari, saat tetesan embun merembes masuk ke botol kaca. Saat bola berwarna merah berada di ufuk timur merangkak perlahan di antara langit biru gelap.

Tanaman bergumam dengan suara lirih, agar suara yang dikeluarkannya nanti tidak akan memantul, sehingga dia tidak dapat mendengarkan suaranya sendiri.

Mungkin aku hanya daya tarik bagi kupu-kupu yang datang berdua. Mungkin kupu-kupu tersebut hanya akan memilih dengan yang mempunyai sayap sama seperti dia, bukan sesuatu yang tertanam yang selalu mereka tabur.

Lalu tiba kupu-kupu ini. Dengan sayap yang sama cerahnya dengan si kupu-kupu pertama yang dulu pernah datang kebotol kacanya, dengan corak hijau semarak yang sama dengan kupu-kupu kedua yang datang padanya waktu dulu. Dia memperhatikan dari atas. Dia hanya terus memperhatikan. Dengan latar langit kemerahan (perpaduan bercak bola warna merah yang semakin naik dan biru gelap yang semakin luntur), di belakangnya ada bayang-bayang kupu-kupu lain.

Ya, lagi-lagi ada kupu-kupu lain di balik kupu-kupu yang memperhatikan si tanaman.

Tanaman sedih, semakin ia mengubur dalam-dalam semua yang telah dia gugurkan di tubuhnya. Siap melonggarkan akarnya dari cengkraman botol ini, pasrah membiarkannya mati dalam botol kaca.

Sesekali tanaman yang keras kepala tersebut tengadah ke atas. Melihat kupu-kupu tersebut masih disana memperhatikannya. Dan juga kupu-kupu lain dan kupu-kupu lainnya yang datang. Mereka berkumpul. Berebut ingin menabur benih ke dalam botol kaca, tapi mereka tak bergeming.  

Tanaman tak ingin sedih dan pasrah. Tanaman tak ingin menunggu lebih lama lagi pada kupu-kupu itu dan kupu-kupu lain yang ternyata tak memiliki bayang-bayang di belakangnya, kupu-kupu yang datang sendiri, bukan berdua dengan sosok bayangan di belakangnya!

Dengan tekad dan keras kepalanya tersebut, perlahan tanaman berbenah. Membiarkan embun jatuh kembali pada akarnya.

Dia hanya berfikir untuk menjadi putri tidur yang cantik, yang suatu ketika akan terbangun dan terbebas dari mimpi kelam yang selalu mendatanginya setiap malam.

Putri tidur yang nantinya akan terbangun dengan bebas.

Tanaman mengukir di dalam akarnya.

Dia tau, mungkin ada salah satu dari kupu-kupu yang berada diatas sana yang nantinya akan turun kebawah, menarik dirinya perlahan dengan sayapnya yang lebar dan kokoh, kemudian mengajaknya terbang bebas ke langit luas yang selama ini tak pernah tergapai oleh tanaman. Mengajaknya keluar dari botol kaca ini, meninggalkan kelopak-kelopak usang untuk tetap tinggal disana. Tanaman akan mengelana terbang bebas dengan kupu-kupunya melewati banyak tanaman lain yang akan bergidik ngiri ke tanaman dan kupu-kupu lain yang akan jengkel melihat si tanaman dan kupu-kupunya bersama.

Atau mungkin si jangkrik. Si jangkrik yang berada disebrang botol kaca, berdiri sejajar dengan si tanaman. Si jangkrik yang punya sayap tak selebar kupu-kupu yang selalu diam-diam disana memerhatikan tanaman tanpa tanaman tau. Si jangkrik yang diam-diam melihat dan memuja si tanaman yang kuat untuk selalu tumbuh berkali-kali meski pernah gugur berkali-kali. Mungkin si jangkrik yang akan memecahkan botol kaca ini, dan kemudian membawa tanaman menapaki jalan yang selama ini tanaman tidak ketahui, berjalan bersama-sama dengan menghiraukan botol kaca dan isi didalamnya yang hancur berkeping-keping.

Tanaman dapat tersenyum sekarang.

##

Jadi gimana pertama kali ketemu sama dia? Orang di depan saya mengulang kembali pertanyaan yang telah ditanyakannya kepada saya selang beberapa menit yang lalu.

"Pertemuan biasa"

Saya tersenyum. Melempar pandang kepada sosok anak kecil yang menjilati es krimnya di sebrang sana, diluar tempat saya berada. Sosok anak kecil menggemaskan dengan tangan kecil yang memegang kuat-kuat es krimnya.

0 comments:

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
u3
opacarophile, librocubicularist
Lihat profil lengkapku