Kamis, 23 Agustus 2018

Side Story: Batasan dari rasa sakit

"Dari satu sampai sepuluh, berapa angka untuk rasa sakitmu?"

Aku kira orang-orang yang terkena penyakit serius saja yang pernah ditanyakan hal itu. Tapi, kenyataannya.. aku juga pernah ditanyakan hal yang sama oleh suster UGD di suatu Rumah Sakit di dekat rumahku. Saat itu aku sendirian diantara dua orang suster, sementara dokter UGD ada di depan dan masih melayani pasien lainnya.

Aku hanya memejam mata kuat-kuat. Dan pertanyaan terus bermunculan di kepalaku. Kenapa kok bisa sakit kayak gini? Apa yang aku lakukan? Apa yang aku makan? Kenapa ini bisa terjadi? Kemudian, banyak pertanyaan lainnya yang terus bermunculan. Suster itupun menyentuh tanganku perlahan, dan suster yang lainnya melihatku dengan raut muka bingung dan agak khawatir.

**

Kenapa dari kita tidak pernah ada yang mempertanyakan deretan angka-angka untuk rasa sakit yang dirasakan oleh mental ataupun hati kita?

Aku selalu mendengar dari teman atau dari orang lain, rasa sakit yang dirasakan oleh hati pasti selalu dijawab: "sakit.. sakit banget!" atau "sakit serasa dunia runtuh" "sakit kayak lo ga mau hidup" atau yang paling sering aku dengar "sakit.. karena lo nggak pernah ngerasain."

Mungkin parameter sakit fisik dan sakit yang dirasakan oleh hati berbeda..
Parameter rasa sakit hati bisa jauh lebih tinggi angka-angkanya, angka-angka yang melampaui rasa yang pernah dirasakan dari sakit fisik.

**

Aku kembali mengingat-ingat rasa sakit fisik yang pernah aku rasakan dulu dengan rasa sakit hatiku saat ini.. Menerka-nerka apakah rasanya sama..

Dulu rasa sakit fisik yang ku rasakan.. walaupun aku ga bisa jalan, tapi masih bisa aku paksakan untuk berjalan, walau perlahan. Membuatku ga bisa duduk. Tapi masih bisa ku paksa duduk. Membuatku memejam mata kuat-kuat, tapi masih bisa ku tahan rasa sakitnya.

Rasa sakit hati ku sekarang, rasanya sakit.. Sakit yang sulit untuk ku deskripsikan. Membuat jantungku berdebar-debar, bekerja lebih cepat. Membuatku ingin terus menerus menangis (walaupun aku hanya menangis sebentar saja), aku jadi kebanyakan bengong, nggak ingin memikirkan apapun. Dan, oiya satu lagi: Membuatku ingin membenci. Rasa benci kesumat!

**

Melalui banyak tulisan romansa sendu, baik di novel atau bacaan lainnya, deskripsi hati yang sakit pun bermacam-macam. Gundah gulana.. tidak ingin bergerak meski ingin meninggalkan.

Banyak rangkaian kalimat penuh kata-kata yang tidak ceria. Karena kesedihan identik dengan bermuram durja. Saat hati sedang sakit, hobi pun jadi berubah.. menyukai membaca kalimat-kalimat muram tersebut.

**

Jika ingin dibandingkan kembali..
Aku memilih rasa sakit yang ini -sakit hati yg sakit. Walaupun sakit dan membuatku tidak waras, tapi aku tidak disuntik. Aku pun nggak membutuhkan painkiller.

Kalau kata temanku dan beribu-ribu orang lainnya yang pernah merasakan rasa sakit hati pasti mereka akan bilang: "waktu yang akan menyembuhkan luka hatimu" atau "time will heal the pain"..

Well, aku jadi penasaran tentang rasa sakit yang dirasakan oleh tokoh-tokoh yang pernah ada disini: Luna, Celeena, Aira, Elang ataupun Karen. Mudah-mudahan mereka sama strongnya dengan aku!

"If pain must come, may it come quickly. Because I have a life to live, and I need to live it in the best way possible."  -Paulo Coelho

About Me

Foto Saya
u3
opacarophile, librocubicularist
Lihat profil lengkapku